KOMENTAR

SOSOK Idris Sandiya selama lebih dari 30 tahun dikenal sebagai pengusaha. Memimpin grup yang menjalankan banyak bidang usaha, kehidupan ayah dua putri ini identik dengan kerja keras dan kedisiplinan. Gambaran perjuangan berat yang kini membuahkan kesuksesan.

Keputusan Idris terjun ke dunia politik awalnya mendapat pertentangan dari keluarga. Politik terdengar ‘menakutkan’ dan jauh berbeda dari pengalaman hidup sang kepala keluarga sebagai pengusaha.

Idris kemudian menjelaskan bahwa keputusannya itu semata dilandasi pada keinginan untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat. Dengan menjadi wakil rakyat, jalan untuk memajukan dan menyejahterakan rakyat tentulah lebih mudah dilakukan.

Idris mengaku, menjadi caleg adalah tawaran dari teman-temannya di Partai Amanat Nasional (PAN). Bukan tumbuh dari keinginan sendiri. Meski begitu, dunia politik bukanlah hal asing baginya. Banyak teman-teman pengusaha Idris yang kemudian memilih berkarir menjadi politisi.

Tapi setelah mantap menerima tawaran tersebut, dengan memohon petunjuk Allah di baitullah, Idris berusaha semaksimal mungkin menyusun visi misi dan turun ke masyarakat mensosialisasikan program-program kerakyatan yang berhubungan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga. “Saya berikhtiar secara maksimal dengan cara-cara yang benar,” tegas pria kelahiran tahun 1969 ini.

Calon legislatif dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VI ini juga meyakinkan sang istri, Dewi Sandiya dan kedua putrinya bahwa apa yang mereka miliki selama ini adalah titipan Allah. Jika berpolitik adalah sebuah jalan Allah untuk berbuat lebih luas bagi sesama, Idris merasa tidaklah bijak menolak tawaran untuk berkiprah di panggung politik tanah air. Mengetahui niat mulia sang ayah, istri dan dua putri Idris yang beranjak remaja kemudian hanya berpesan “hati-hati” dalam melangkah.

Alhasil, Idris tidak mengikutsertakan keluarga dalam urusan pencalonan dirinya sebagai anggota dewan. Ia menghormati privasi istri dan kedua putrinya yang memiliki kehidupan sosial masing-masing. Ia tidak ingin kehidupan mereka terganggu gara-gara aktivitas baru yang ia jalani sekarang.

“Saya bukan tipe orang yang ingin populer. Begitu juga anak-anak saya.  Tapi karena proses pemilu yang harus dijalani, mau tidak mau saya harus menampilkan diri saya ke hadapan publik. Anak-anak sempat protes, kok foto Bapak banyak banget , teman-teman sampai tahu kalau Bapak nyaleg,” ujar Idris tertawa tentang pemasangan atribut kampanyenya.

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan terkait pencalonan dirinya. Tentang berpolitik, ia menerapkan apa yang dilakukan sehari-hari. Baginya, kepedulian terhadap sesama adalah sebuah ‘kewajiban’ sebagai hamba Allah di muka bumi. Maka, visi dan misi berikut program-program yang ia tawarkan ke masyarakat memang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Karena banyak anggota masyarakat mengeluhkan kenaikan harga sedangkan kami tidak mungkin menurunkan harga, yang kami lakukan adalah menjadikan mereka mampu membeli. Caranya dengan mengeksplorasi keterampilan diri untuk bisa berdaya secara ekonomi,” jelas Caleg untuk Dapil Kota Bekasi dan Kota Depok ini.

Politik Ramah Perempuan

Satu poin penting yang digaungkan Idris adalah mengubah paradigma masyarakat untuk tidak lagi mengeluh kesulitan mencari pekerjaan tapi lebih menggali potensi diri untuk mandiri secara ekonomi.

Background Idris sebagai pengusaha tentulah dipenuhi pengalaman kewirausahaan yang bisa dishare kepada masyarakat, terutama bagaimana mengembangkan keterampilan sekaligus memupuk mental sebagai enterpreneur.

Idris melihat potensi masyarakat sangat besar. Terutama kaum ibu. Mulai dari membuat kue dan berbagai masakan lainnya, merias, potong rambut, hingga laundry kiloan yang menjamur di Bekasi.

Saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah soal pendataan karena banyak sekali ibu-ibu yang ingin mandiri secara ekonomi. Setelah didata, mereka diberi pelatihan-pelatihan dan nanti akan dibuat aplikasi untuk pemesanannya. “Bagaimana agar mereka bisa berwirausaha tanpa harus memiliki tempat usaha. Sehingga para ibu tidak harus meninggalkan rumah dalam waktu lama.”

Perempuan diibaratkan Idris sebagai pilar penting dalam pengembangan ekonomi keluarga. Seorang ibu adalah decision maker yang bisa menentukan kondisi finansial keluarga. Daripada menjadi buruh pabrik, lebih baik kreatif menciptakan usaha sendiri. Dengan demikian, ia tetap dapat dekat dengan anak-anak.

Idris menyebut inilah yang disebut the power of emak-emak. Merekalah penentu kehidupan bangsa dan negara. Karena itulah dalam setiap pertemuannya dengan masyarakat, Idris selalu menyemangati mereka untuk segera memulai usaha dan membekali mereka dengan pelatihan untuk pengembangan usaha.

Berkampanye di era informasi teknologi, Idris pun memanfaatkan media sosial untuk mensosialisikan program-program yang ia usung. Tidak ketinggalan foto-foto kegiatannya bersama para konstituen, termasuk foto wefie bersama ibu-ibu, diupload untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat. Ia juga tidak bosan mengimbau masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka dengan cerdas. Jangan sampai salah pilih, dan jangan sampai golput.

 

Optimis Namun Tidak Ambisius

Kesibukan berpolitik semakin menyita waktu. Namun itu tidak menjadi alasan hubungan dengan keluarga menjauh. Ia selalu menyempatkan akhir pekan bersama kedua putrinya. Jangan sampai, kesibukan di dunia politik tak hanya menyita energi dan pikirannya, tapi juga mengikis kebersamaan bersama keluarga tercinta.

Meski sibuk, komunikasi dengan anggota keluarga selalu terjalin hangat. Saat anak-anak kini telah beranjak remaja—si kakak mengambil jurusan hukum di sebuah universitas negeri dan si adik bersekolah di salah satu SMA unggulan di Jakarta—Idris dan Dewi tak pernah lelah menekankan nilai-nilai Islam, norma timur, dan kedisiplinan dalam keseharian mereka.

Meski mengaku sebagai tipe orangtua moderat, Idris tetap menekankan kebebasan yang bertanggung jawab. “Alhamdulillah anak-anak selalu terbuka kepada kami berdua,” ujar Idris.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News