MESKI sempat trauma dengan sistem pemilihan calon legislatif tahun 2004, penyanyi cantik ini menyatakan kesiapannya bertarung di dapil ‘neraka’.
Sosok Puput Novel adalah sedikit dari selebriti tanah air yang benar-benar ‘tumbuh’ dalam kehidupan partai politik. Penyanyi cilik yang menghasilkan 28 album dan pernah menyabet empat Golden Records—penghargaan untuk rekaman terlaris—ini memulai kiprah politiknya lebih dari satu dekade. Sempat vakum lama dari dunia rekaman, Puput muncul kembali di tahun 2014 bersama TOPGAN band mengusung lagu-lagu religi. Dan di tengah seabrek aktivitas menyanyi, bermain film dan sinetron, serta menjadi bintang iklan, Puput ternyata tidak pernah menjauh dari politik.
Setia kepada partai, mengikuti proses pengkaderan hingga masuk jajaran pengurus pusat dan organisasi partai, menjadikan Puput bukan “anak bawang” dalam dunia politik. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Puput sempat mengalami trauma terhadap sistem pemilihan legislatif sebelum akhirnya memutuskan maju sebagai caleg dari Partai Golkar pada Pemilu serentak 17 April 2019.
Sebuah hasil survei lembaga Charta Politika terhadap 800 responden per dapil yang dirilis Februari 2019 menempatkan nama Puput Novel sebagai nomor satu untuk tingkat kesukaan responden sebesar 93,3 persen di Dapil DKI 2. Apakah ini satu pertanda Puput akan berkantor di Senayan selama lima tahun ke depan?
Awal Berpolitik
F: Sebelum maju sebagai caleg, apa saja kesibukan Mbak Puput?
PN: Dalam dunia entertainment, saya tetap bermusik. Karena saya sudah menyanyi sejak umur 3 tahun, rasanya saya memang tidak bisa lepas dari musik. Musik juga yang sudah membesarkan nama saya. Selain itu, saya aktif berorganisasi dan melanjutkan kuliah.
F: Dengan maju sebagai caleg, bagaimana dengan TOPGAN band?
PN: TOPGAN masih berjalan. Insya Allah kami siap merilis lagu-lagu yang lebih universal, bukan hanya lagu religi seperti yang selama ini kami buat sebelumnya yaitu Shalawat dan Asmaul Husna. Kami pertama kali membuat musik memang semangat membawakan lagu religi. Ini tanda syukur kami kepada Allah dengan talenta bermusik yang kami miliki.
F: Bagaimana awal mula membentuk TOPGAN?
PN: Awalnya saya melihat sepupu-sepupu saya yang senang bermusik, jago main alat musik. Ada yang bisa bermain gitar, bas, drum, bahkan saksofon. Jadilah ini sebuah band keluarga. Alhamdulillah ini ternyata mempererat tali silaturahim kami. Yang tadinya jarang bertemu, jadi rutin bertemu karena ada jadwal mingguan. Saat terbentuk, mereka masih berstatus mahasiswa. Sekarang alhamdulillah sudah lulus dan memiliki kesibukan masing-masing.
F: Mbak Puput aktif di organisasi apa saja?
PN: Saya aktif di KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) dan MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong), dua-duanya dalam lingkup partai. Di luar itu, saya juga aktif di PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Indonesia).
F: Sejak kapan Mbak Puput aktif di partai politik?
PN: Saya resmi masuk kepengurusan Golkar DPP Golkar di awal tahun 2000-an. Namun jauh sebelum itu memang sudah aktif sebagai kader partai. Well, it’s a long story. Ringkasnya, dulu para pekerja seni seringkali diminta oleh Partai Golkar mengisi acara, termasuk kampanye. Banyak senior saya di bidang musik yang juga masuk ke bidang Seni Budaya Golkar. Secara tidak langsung, saya dirangkul dan dibina. Dan saya merasa nyaman berada di Golkar. Saya merasakan bagaimana Golkar jatuh bangun. Dan itu membentuk sense of belonging saya terhadap partai.
F: Tidak pernahkah terpikir untuk pindah ke lain hati?
PN: Jika ada satu caleg yang berasal dari satu parpol lalu pindah ke parpol lain, itu hak pribadi. Saya terus terang tidak pernah berpikir tentang itu. Saya melihat sendiri, saya tahu visi-misi Golkar benar-benar mulia yaitu ingin menyejahterakan rakyat. Memang, akibat perbuatan buruk beberapa orang, image partai jadi jelek. Tapi secara keseluruhan Partai Golkar yang sekarang baik-baik saja. Misi mulia untuk menyejahterakan rakyat terus dijalankan. Meski saya sering diminta parpol lain untuk pindah ke sana, saya sudah merasa betah dan nyaman berada di Partai Golkar.
F: Bagaimana dengan regenerasi di Partai?
PN: Oh, regenerasi berjalan sangat baik di Partai Golkar. Pengkaderan tidak pernah berhenti. Jika dulu para senior saya yang berkiprah, sekarang banyak yang seusia saya (40-an), dan yang lebih muda juga sudah aktif.
F: Jika sudah begitu lama aktif dalam parpol, kenapa baru sekarang maju sebagai caleg?
PN: Sebenarnya saya pernah maju di tahun 2004. Saat itu pertama kali pemilihan legislatif, dengan sistem nomor urut. Artinya, suara terbanyak akan diberikan kepada calon nomor tertinggi. Saat itu saya menjadi caleg nomor 3 untuk dapil Jabar VIII Subang, Majalengka, Sumedang. Saya berhasil mendapat 100 ribu suara lebih. Tapi total perolehan suara itu diberikan ke nomor urut 1 dan 2 terlebih dahulu sesuai kuota. Akhirnya saya tidak berhasil maju. Ada yang mengatakan seharusnya saya terpilih. Bahwa di sana ada 'permainan' oknum. Tapi karena saya masih muda, saya belum aware dengan sistem yang berlaku. Wajar jika saya sebagai perempuan dan pemula yang belum punya pengalaman merasa sedih dan trauma.
Pemilu 2009, saya menolak untuk dicalonkan kembali. Meski demikian, saya tetap aktif di partai. Demikian juga pada tahun 2014, jujur, rasa trauma itu masih ada. Barulah setelah itu saya memantapkan diri untuk maju lagi. Sejak tahun 2017 sudah mulai sosialisasi pencalegan. Karena Pileg sekarang betul-betul hasil suara terbanyak, insya Allah saya siap.
F: Mbak Puput masuk di Dapil Jakarta. Seperti apa pendekatan ke masyarakat urban?
KOMENTAR ANDA