Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam jumpa pers di Tokyo, 27 Mei 2019.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam jumpa pers di Tokyo, 27 Mei 2019.
KOMENTAR

IRAN bersikap dingin. Tidak lagi terlihat menantang-nantang.  Tapi juga tidak menyerah. Padahal Presiden Donald Trump menyiratkan keinginan  agar Iran menyerah padanya. Trump sudah terlanjur menggertak. Lewat twitter-twitternya. Dan lewat penasehat keamanan nasionalnya yang keranjingan perang: John Bolton.

Xi Jinping juga menunjukkan sikap lebih dingin. Tidak lagi terlihat menantang-nantang Amerika. Tapi juga tidak menyerah. Ia kini lebih banyak bergerak dalam diam.

Arab Saudi yang salah tingkah.

Arab terlanjur mendadak. Akan mengadakan pertemuan puncak. Tiga jenis sekaligus. Mulai besok. Tempatnya di Mekah.

Keluarga kerajaan Arab Saudi memang biasa tinggal di Mekah. Terutama setiap akhir bulan Ramadan. Untuk ikut mencari lailatul qadar. Di ruang khusus istana. Yang dari dalamnya bisa melihat Ka'bah.

Lailatul qadar adalah satu malam di akhir Ramadan, entah yang mana. Rahasia Allah. Yang bila orang beribadah di malam itu pahalanya sama dengan beribadah seribu bulan.

Tiga jenis KTT itu adalah:
1. KTT Arab.
2. KTT negara-negara Teluk.
3. KTT negara-negara Islam.

Topiknya sama: ketegangan di selat Hormuz. Selat yang amat penting. Yang memisahkan daratan Iran dengan beberapa negara Arab. Tempat lewatnya tanker-tanker minyak Iraq, Kuwait, Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan tanker Iran sendiri.

Ketegangan itu terjadi sejak Trump melakukan pembatalan  sepihak. Mengenai perjanjian internasional tentang tahapan pengakhiran senjata nuklir Iran.

Trump masih menambah hukuman baru untuk Iran. Menghapus dispensasi lama. Yang Iran masih bisa jual minyak ke lima negara terdekat.

Lebih tegang lagi saat Trump benar-benar mengirim pesawat pembom. Ditempatkan di Qatar. Trump juga sudah mendekatkan kapal induk ke selat Hormuz. Dan segera mengirim tentara tambahan ke situ: 1.500 tentara.

Kalau sampai perang meletus di selat Hormuz, negara-negara Arablah yang paling terkena dampaknya.

Itulah sebabnya Arab menyelenggarakan tiga KTT sekaligus.

Arab Saudi tentu ingin ada sikap bersama: melawan Iran. Yang didukung Amerika.

Bisakah? Mungkinkah terjadi kesepakatan kata?

Untuk KTT Arab sendiri kelihatannya akan ada ganjalan dari Iraq. Amerikalah memang yang membidani lahirnya Iraq yang ada sekarang. Tapi tidak otomatis Iraq mau pro Saudi.

Sejak Amerika menekan Iran, Iraq ikut menderita. Posisi Iraq juga sulit: mayoritas penduduknya pro Iran. Pribadi-pribadi elit pemerintahan Iraq pun pro Iran.

Untuk KTT negara Islam lebih sulit. Iran adalah salah satu anggota. Yang harus diundang. Bagaimana dukungan bisa bulat.

Tentang KTT negara-negara Teluk pun tidak lebih mudah. Arab dan Uni Emirat Arab lagi jotakan dengan Qatar. Salah satu anggotanya di selat Hormuz. Yang dinilai terlalu pro Iran.

Jadi, apa yang bisa diharap dari tiga KTT di Mekah itu?

Sikap baru Iran yang dingin itu sendiri membuat Amerika jadi canggung. “Iran tidak akan menyerang kepentingan Amerika di mana pun,” tegas menteri luar negerinya.

“Iran tidak mau perang,” tambahnya.

Terlihat sekali elit Iran sekarang ini sangat moderat. Dalam suasana seperti ini biasanya Iran sudah marah-marah. Memakai-maki. Bakar-bakar bendera Amerika.

Kali ini tidak.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway