Bahkan ada yang mengharukan. Dua ankor TV pemerintah di Iran dipecat. Hanya karena di TV tersebut terlontar pernyataan yang menjelekkan aliran Sunni.
Dulu yang seperti itu biasa saja. Aliran Sunni hanya diikuti sekitar 10 persen penduduk Iran.
Tapi pemerintah Iran sekarang tidak mengutik-utik Sunni. Yang keberadaannya memang dijamin oleh UUD Iran. Termasuk kebebasan Sunni menjalankan praktek keagamaan mereka.
Jadi bagaimana?
Trump sudah terlanjur mengirim pesawat pembomnya. Sudah mendekatkan kapal induknya. Sudah terlanjur menegaskan akan menambah tentara.
Tentu ini momentum baik bagi yang berupaya meredakan ketegangan. Oman adalah satu-satunya negara netral di kawasan itu. Oman berhak ikut tiga KTT sekaligus. Dia Arab. Dia Islam. Dia berada di negara Teluk.
Oman memang sedang berupaya jadi penengah. Oman bukan Syiah. Bukan pula Sunni. Oman adalah Ibadi. Tapi pengaruhnya terlalu kecil.
Justru Jepang yang kelihatannya bisa berperan besar. Jepang adalah bagian dari Amerika. Tapi sangat dekat dengan Iran.
Karena itu hari Sabtu-Minggu kemarin Trump berada di Jepang. Tampaknya Jepang yang akan bisa menyelamatkan keadaan. Jepang memang bisa tersiksa. Kalau harga minyak naik. Akibat ketegangan ini.
Pembicaraan selama di Tokyo kelihatannya berhasil.
Sebelum pulang ke Washington Trump bikin konferensi pers.
“Amerika tidak ada niat menyerang Iran. Juga tidak punya maksud menggulingkan pemerintah yang sekarang,” ujar Trump di Tokyo itu.
Ketegangan langsung reda. Pun sebelum tiga macam KTT besok hari di Mekah.
Tentu kita belum bisa memegang ucapan Trump begitu saja. Kata-katanya sering saling berlawanan. Apalagi antara ucapan dengan tindakannya.
Amerika memang produsen kedelai terbesar di dunia. Tapi kita juga tahu tidak ada tempe di sana.
Dari mana Trump bisa punya pribadi esok tempe sore kedelai?
KOMENTAR ANDA