Suatu saat Edward ke Bursa Efek Jakarta, di sebelah sononya Pacific Place. Ia melihat begitu banyak orang antre membeli kopi. Ia pun mulai berpikir bisnis kopi.
Apalagi ia punya teman baik. Yang sudah lebih dulu terjun ke situ. Kopinya enak. Merknya Toko Kopi Tuku.
Tapi si teman terlihat tidak punya keinginan mengembangkan Tuku-nya besar-besaran. Sejak dulu sampai sekarang gerainya hanya enam.
Tidak ada yang di mal atau di office building.
Maka muncullah gagasan Edward untuk membuat kafe dengan kopi seperti Tuku. Tapi jaringannya harus sangat luas.
Edward bicara kepada temannya itu. Untuk mengambil bahan baku kopi darinya. Lalu ia ciptakan resep sendiri. Yakni campuran kopi Arabika dan Robusta. Ia cari nama sendiri: Kopi Kenangan. "Semua orang kan punya kenangan," kata Edward. Termasuk kenangan pada mantan.
Maka salah satu menu yang disajikan di Kenangan adalah kopi mantan.
Kenapa harus ada campuran robustanya?
"Agar rasa kopinya nendang," ujar Edward --yang pertama kali bisa minum kopi ketika kuliah di Amerika.
Edward pun kumpul-kumpul uang. Ia mengajak dua temannya. Salah satunya adalah mantannya temannya.
Dengan modal awal Rp 150 juta Edward memulai Kopi Kenangan. Gerai pertamanya di Kuningan. Yakni di gedung perkantoran yang digunakan Standard Chartered Bank.
Setelah memiliki beberapa gerai Edward lebih pede. Apalagi dalam tiga bulan pertama usahanya sudah break even point.
Ia pun lantas bertekad mencari dana besar. Dengan target mendapat tambahan modal Rp 100 miliar. Alpha JWC Ventures pun memenuhinya dengan USD 8 juta. Dengan cara menggaet Roc Capital, perusahaan milik penyanyi rap JAY-Z.
Roc Capital menggeret dana berikutnya ke Kopi Kenangan. Besarnya USD 20 juta. Atau hampir Rp 300 miliar.
Edward terus menjual prospek cerah Kopi Kenangan. Yang dalam tiga tahun akan memiliki lebih 1000 gerai di seluruh Indonesia. Akhir tahun depan sudah harus 1.500 gerai.
Ia juga merencanakan mengembangkannya sampai ke beberapa negara manca.
Uang bisa terus didapat. Dari investor luar negeri. Tidak terlalu sulit. Di bidang unicorn nama Indonesia sudah mulai dikenal di dunia investasi. Terutama sejak Gojek dianggap sebagai kisah sukses. Yang lain bisa ikut 'menjual' Gojek sebagai daya tarik masuk Indonesia.
"Kami ini harus berterima kasih kepada orang seperti Pak Nadiem Makarim," ujar Edward. Yang ia maksud adalah pendiri Gojek yang kini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Yang Gojek-nya mendapat kepercayaan begitu tinggi. Dari investor internasional.
Setelah Gojek masih ada Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Semuanya sukses merebut investor dari negara maju.
Edward pun membuntuti di belakangnya.
Dalam dua tahun pertama Kopi Kenangan sudah mencapai 230 gerai. Sudah bisa jualan tiga juta gelas sebulan. Berarti sudah lebih Rp 50 miliar omset sebulannya.
Akhir tahun ini sudah harus 650 gerai. Bukan main. Kian hari kian cepat pertumbuhannya.
Di tahun 2019 Kopi Kenangan memang menorehkan sejarah baru. Berhasil memikat uang milik selebriti kelas dunia. Penyanyi rap terbesar di jagad ini ikut menaruh uangnya di Kopi Kenangan: Jay-Z tadi. Siapa yang tidak tahu Jay-Z --yang juga suami penyanyi besar Beyonce itu.
Petenis dunia Serena William pun ikut tertarik. Serena Ventures menempatkan uangnya di Kopi Kenangan. Serena memang punya lembaga keuangan. Namanya Serena Ventures tadi. Di lembaga itulah uang Serena ditaruh. Untuk diputar ke mana-mana.
Masuknya uang JAY-Z dan Serena menjadi berita besar di Singapura. Media di sana menulis panjang lebar tentang Kopi Kenangan Indonesia itu.
KOMENTAR ANDA