PANDEMI virus corona yang saat ini tengah menjadi musuh bersama warga dunia membawa perubahan tersendiri bagi kehidupan sehar-hari banyak orang.
Ada begitu banyak kegiatan yang terhenti atau dialihkan. Seperti kegiatan belajar-mengajar dan pekerjaan yang kini banyak dilakukan di rumah.
Pada waktu bersamaan, ada imbauan Organisasi Kesehatan Duni (WHO) dan pemerintah untuk menjaga jarak fisik serta merlakukan karantina mandiri di rumah.
Situasi ini tidak mudah bagi banyak orang, khususnya orang tua yang kini seluruh waktunya dihabiskan bersama anak dan juga mengalmai banyak tekanan di tengah pandemi virus corona.
UNICEF bersama dengan Parenting for Lifelong Health dalam unggahan di situs webnya, membagikan enam tips parenting selama masa pandemi virus corona yang saat ini terjadi. Tips ini bisa Anda coba di rumah.
1. Buat waktu berkualitas dengan anak
Tidak dapat bekerja? Sekolah ditutup? Cemas perihal keuangan? Dalam situasi sekarang, wajar apabila kita merasa resah atau tertekan.
Di sisi lain, ditutupnya sekolah merupakan kesempatan untuk mendekatkan hubungan dengan anak-anak kita. Caranya bisa dengan membuat kegiatan istimewa bersama masing-masing anak. Cara gratis dan seru ini membuat anak merasa
Agar kegiatan menjadi lebih teratur, tetapkan jadwal untuk berkegiatan dengan setiap anak dengan durasi sekitar 20 menit atau lebih. Lakukan pada jam yang sama setiap harinya agar ada sesuatu yang bisa dinantikan anak.
Selain itu, minta anak memilih jenis kegiatan. Meminta anak memilih berarti membangun rasa percaya dirinya.
Selama waktu bermain dengan anak, cobalah untuk mematikan TV dan menjauhkan ponsel dari jangkauan.
2. Tetap positif
Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi anak dengan berbagai macam tingkah lakunya. Sering kali, hal itu berujung pada hardikan orangtua. Padahal, kita tahu bahwa anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian apabila ia berhasil melakukan sesuatu.
Karena itu, cobalah untuk fokus pada perilaku yang kita inginkan. Gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu. Contoh: ucapkanlah "Tolong, simpan bajumu, ya" dan bukan "Jangan bikin berantakan!".
Selain itu, nada suara juga merupakan hal yang penting. Membentak anak hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik pada diri orang tua maupun anak sendiri. Cobalah menarik perhatian anak dengan memanggil nama mereka dan berbicara dengan suara yang tenang.
Jangan lupa untuk memuji anak atas perilaku baiknya. Pujilah anak, termasuk si remaja, jika mereka menunjukkan perilaku yang baik. Anak mungkin tidak menunjukkan dia senang, tetapi lain kali dia akan mengulangi perilaku baiknya itu. Pujian juga menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan peduli kepada tingkah laku mereka.
3. Buat jadwal
Pandemi virus corona banyak mengganggu rutinitas kerja, rumah, dan sekolah. Inilah situasi sulit bagi anak, baik yang berusia muda maupun remaja, dan orang dewasa. Untuk mengatasinya, buatlah rutinitas baru.
Buat jadwal untuk orang tua dan anak. Cantumkan waktu-waktu untuk kegiatan terarah dan kegiatan santai. Jadwal membantu anak merasa lebih aman dan tenang.
Selain itu, anak juga bisa membantu merancang jadwal, seperti jadwal pelajaran. Jika dilibatkan, anak lebih mungkin akan mengikuti jadwal dengan baik.
Jangan lupa masukkan jadwal berolahraga setiap harinya. Olahraga membantu meredakan stres dan menyalurkan energi anak.
4. Mengatasi perilaku kurang baik
Semua anak pernah berperilaku kurang baik. Hal ini wajar saat anak lelah, lapar, takut, atau sedang belajar mandiri. Lagipula, mereka pun jenuh karena harus terus-menerus berada di dalam rumah.
Sebagai orangtua, kita perlu pandai mencari peralihan. Coba alihkan perilaku kurang baik anak ke perilaku yang baik. Alihkan perhatiannya dengan menawarkan kegiatan menarik atau menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar rumah sejenak bila dirasa aman.
Selain itu, ajari anak mengenai konsekuensi. Konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas tindakannya. Konsekuensi juga menanamkan disiplin. Hal ini lebih efektif dibandingkan memukul atau membentak.
Namun lebih dari itu, Anda perlu memastikan bahwa diri Anda juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi. Konsekuensi pun harus realistis. Setelah konsekuensi selesai, berikan anak kesempatan melakukan hal baik, dan pujilah mereka.
5. Tetap tenang dan kelola stres
KOMENTAR ANDA