Saya menyesal tidak kepo.
Saya tidak menyangka.
Ia masih sangat muda --untuk ukuran saya.
Ia enerjik sekali. Tidak menyangka kalau ia punya sakit jantung --salah satu yang paling rawan di musim Covid-19 ini.
Banyak yang saya harus angkat topi: Nadjikh itu luar biasa. Di banyak bidang. Terutama bagaimana ia yang sudah kaya masih mau ngurus pergerakan keagamaan.
Saat menulis untuk buku ulang tahunnya, saya lebih banyak menjadikan Nadjikh sebagai contoh pengusaha muslim yang hebat.
Waktu itu saya lebih banyak melihat Nadjikh dari sisi ”tauhid” - nya. Yakni ”tauhid bisnis”.
Dalam hal bisnis itu Nadjikh adalah orang yang sangat bertauhid. Dan karena itu sukses besar. Dalam bisnisnya.
Inti dari tauhid adalah ”meng-esa-kan”. Tidak menduakan. Apalagi mentigakan.
Inti dari ”meng-esa-kan” adalah fokus. Khusuk. Pikirannya tidak ke mana-mana.
Maka saya menilai Nadjikh itu sangat khusuk. Sangat fokus. Sangat bertauhid.
Dalam bisnis.
Khusuk pertama adalah bidang pilihan bisnisnya: perikanan. Satu bidang ini ia tangani secara mati-matian. All-out. Dari hulu sampai hilir. Dari kecil sampai besar. Lalu besar sekali.
Bukan berarti ia tidak mau bisnis lain. Tapi ia pilih tekuni dulu fokusnya itu sampai benar-benar ma'rifat. Sampai benar-benar dijiwai. Dikuasai. Sampai ke detailnya yang paling detail. Mulai dari produksinya, pengolahannya sampai ke pasarnya. Juga sampai ke teknologinya. Manajemennya.
Rasanya sampai 10 tahun pertama ia tidak menoleh ke mana-mana. Tidak juga coba-coba bidang lain.
Saya tahu kelak, setelah bisnis perikanannya besar sekali, barulah ia merambah ke bisnis lain.
Yang seperti itu tidak bisa lagi disebut tidak fokus. Yang seperti itu ada sebutannya sendiri. Yang akan saya uraian di bawah nanti.
Hal lain yang menjadi bukti kekhusu'an Nadjikh adalah ini: tidak mau terjun ke politik. Padahal modal ada. Nama, ada. Network, ada. Basis masa, ada. Lengkap. Tinggal pijit tombol.
Tapi ia tidak mau.
Itu luar biasa. Saya kagum akan keteguhan hatinya. Saya bangga ada orang yang tahan godaan seperti itu.
Padahal godaan politik adalah godaan yang sangat menggiurkan. Meski juga sangat menjerumuskan. Ia sangat waspada. Tidak mau terjerumus ke dalamnya.
Mengapa saya bangga pada keteguhannya itu?
Karena politik adalah musuh bisnis. Jiwa politik sangat bertentangan dengan jiwa bisnis.
Jiwa bisnis adalah jiwa yang harus bisa dipercaya. Harus memegang teguh komitmen. Apa yang diucapkan harus bisa dipegang.
Saya prihatin melihat begitu banyak pengusaha muda yang terjun ke politik. Padahal usahanya belum besar. Belum mapan pula. Maka saya pastikan mereka itu tidak akan bisa tekun lagi berusaha. Mereka sudah terbiasa melewati jalan mudah. Jalan pintas.
KOMENTAR ANDA