Mbak Parti sendiri yang menulis alamat di boks itu. Dia minta kepada Karl untuk mengirimkannya ke Indonesia. Sesuai dengan alamat yang tertulis di boks. Kiriman seperti itu biasanya dilewatkan ekspedisi laut. Agar murah.
Semula Mbak Parti agak bertengkar dengan Karl mengenai ongkos kirim itu. Semula Karl tidak mau menanggungnya. Mbak Parti mempersoalkan hak dan kewajiban masing-masing pihak seperti tertulis dalam kontrak. Akhirnya Karl setuju. Mbak Parti pun pergi meninggalkan rumah itu. Pulang ke Indonesia.
Baru beberapa lama di Indonesia Mbak Parti ditangkap polisi. Dikirim ke Singapura. Untuk diinterogasi, ditahan, dan kemudian diadili.
Terima kasih HOME!
HOME-lah yang menyediakan uang jaminan 15 ribu dolar agar Mbak Parti tidak masuk tahanan.
Tapi akan tinggal di mana?
Ternyata HOME juga memiliki tempat penampungan bagi orang yang mereka tolong. HOME adalah LSM yang bergerak di bidang pembelaan, pemberdayaan dan kesejahteraan buruh migran di Singapura. Lembaga itu didirikan tahun 2004 dan sudah sangat banyak berbuat.
HOME pula yang mencarikan pengacara pro bono bagi Mbak Parti. Pengacara yang tidak perlu biaya.
Pengacara ini lagi naik daun di Singapura. Lebih top lagi setelah berhasil membela Mbak Parti.
Namanya: Anil Balchandani.
Dari nama dan wajahnya terlihat ia keturunan India. Tapi itu tidak penting. Yang penting Anil ini punya kemampuan khusus yang jarang dimiliki pengacara lain.
Pendidikan Anil adalah science and electrical computer. Yang kemudian bekerja di bidang profesional engineering.
Aneh sekali. Kok dari komputer ke hukum? Email saya kepada Anil belum dibalas. Padahal saya ingin bertanya: mengapa seorang insinyur komputer pindah haluan jadi pengacara. Ada kejadian apa kok sampai belok begitu menikung.
Saya punya teman seperti itu di Surabaya. Ia sekolah komputer sampai ke Australia. Tapi setelah pulang, ia kuliah di bidang hukum. Mulai dari semester satu lagi. Sampai lulus. Lalu ambil S-2, juga hukum. Lulus. Lantas ambil S-3 hukum. Jadi doktor hukum.
Bahkan teman saya itu kemudian menulis buku hukum. Itulah buku hukum yang punya rasa matematika dan komputer. Itulah desertasinya saat meraih gelar doktor.
Saya menduga, keluarnya Perma (Peraturan Mahkamah Agung) No 1/2020 terinspirasi oleh buku itu. Beberapa Hakim Agung memang hadir saat buku itu diluncurkan dua tahun lalu.
Intinya: nilai hukuman itu harus seperti matematika. Kerugian negara berapa, hukumannya berapa. Ada tabelnya. Jangan terserah pada hati nurani hakim—karena belum tentu hati nurani itu masih ada.
Saya diberi buku itu. Menarik sekali untuk dibaca: bagaimana seorang ahli komputer menulis buku hukum.
Banting setirnya teman Surabaya itu jelas: ada asbabunnuzul-nya. Yakni ketika ayah yang sangat dicintainya bertengkar dengan teman bisnisnya lalu diperkarakan ke polisi. Sampai harus disidangkan di kursi roda.
Sang anak langsung mendalami hukum. Dan berhasil. Ayahnya pun bebas.
Saya benar-benar ingin tahu apakah pengacara Anil juga punya cerita di balik banting setirnya itu.
Yang jelas Anil berhasil membebaskan Mbak Parti.
Anil berhasil membuktikan bahwa barang-barang yang dicuri itu adalah barang rusak. Termasuk DVD player seharga 1.000 dolar. Sebagai insinyur listrik Anil bisa mengetes dan membuktikan kerusakan itu.
Anil juga bisa mengungkap mengapa pencurian bertahun-tahun kok baru dilaporkan saat itu. Tidak ada pencurian baru yang dilakukan sesaat sebelum pemecatan itu. Tidak ada peristiwa baru. Mengapa dilaporkan sekarang, waktu itu.
Anil juga bisa membuktikan bahwa jam tangan yang aslinya mahal itu (sekitar 15 ribu dolar) ternyata jam tangan palsu. Yang tidak ada nilainya.
KOMENTAR ANDA