BANYAK orang penasaran apa efek samping yang dirasakan tubuh setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19. Banyak yang ‘bersuara’ di media sosial meminta orang-orang yang telah divaksin untuk berkata jujur tentang efek samping yang dirasakan.
Beragam Efek Pascavaksinasi
Di Amerika, banyak penerima vaksin yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan membagikan pengalaman pribadi saat diwawancarai New York Times. Dr. Taneisha Wilson merasakan sakit kepala berat dan mual hingga tak bisa melakukan aktivitas apa pun di rumahnya di Rhode Island. Sakit kepala itu terasa 2,5 jam setelah ia disuntik vaksin Pfizer-BioNTech pada 15 Desember 2020.
Di awal Januari 2021, ia sudah kembali bertugas di ruang IGD berjuang untuk menyelamatkan pasien Covid-19. Jumlah pasien masih lebih banyak dibandingkan ruang perawatan yang tersedia. Inilah yang membuat dadanya berkecamuk. Dan bulan depan, ia dijadwalkan untuk menerima vaksin kedua.
Efek samping yang dirasakan Taneisha terbilang jarang ditemui, namun hal lumrah bagi penerima vaksin Covid-19. Pfizer melaporkan bahwa 13 persen penerima vaksin berusia 18 – 55 mengalami sakit kepala berat setelah vaksin dosis pertama. Sementara itu dari uji coba terakhir vaksin Moderna, 16 persen penerima vaksin merasakan reaksi yang sangat kuat hingga tidak mampu melakukan rutinitas harian mereka.
Para penerima vaksin mengalami respons dalam bentuk yang berbeda-beda. Seorang pekerja RS di Iowa mengatakan ia mengalami gejala seperti brain fog. Secara sederhana, brain fog adalah kondisi ketika otak seseorang mendadak tidak bisa mengingat.
Seorang perawat di Glendora, California yang mengalami demam masih menebak-nebak apakah itu adalah efek samping dari vaksin atau tanda ia terinfeksi oleh salah satu pasien Covid-19 yang ia tangani.
Selain itu, ada juga keluhan nyeri pada lengan. Mulai dari rasa nyeri seperti saat terkena flu hingga nyeri berat yang membuat tangan sulit digerakkan.
Lorenzo Alfonso (34) seorang perawat di California merasa lelah dan kesakitan. Sedangkan Delayna Frint, perawat di Highlands Ranch, Colorado mengatakan tangannya terasa sangat nyeri. Delayna harus menurunkan tiang penyangga saat hendak memasang kantong infus karena tak kuat mengangkat tangannya.
Dr. Megan Hajjar dari Connecticut mengunggah video tentang alergi ringan seperti gatal baik di lengan maupun di sekujur tubuh yang ia alami. CDC juga telah mengidentifikasi beberapa reaksi alergi berat (anafilaksis) yang terjadi sebagai efek vaksin.
Lain lagi yang dialami Dr. Matthew Harris (38) dari Great Neck, New York. Ia mengalami demam yang diikuti nyeri otot pada pinggang dan bahunya hingga keesokan hari setelah divaksin. Menjawab banyak pertanyaan dari teman-temannya yang bukan tenaga kesehatan tentang bagaimana kondisinya, Matthew mengunggah jawabannya dengan menyertakan tagar #stillworthit.
Adapun bagi sebagian lain, efek vaksin terasa lebih 'sederhana', yang juga sudah tampak saat uji coba, yaitu tubuh terasa letih. Seperti yang dialami Alyson MacGregor, profesor dari Brown University yang juga seorang koki andal.
Ia terheran-heran karena membuat kuah ramen menggumpal, padahal sebelumnya tak pernah kesulitan memasak hidangan sesimpel itu. Kelelahan tersebut juga melanda mentalnya, membuat Alyson merasa seperti dinaungi awan mendung.
Sedangkan bagi lansia, Betty Shannon (81) yang tinggal di panti wreda di Morgantown, West Virginia, mengatakan banyak sesama penghuni panti yang mengeluhkan sakit perut setelah mereka menjadi para lansia pertama yang menerima vaksin Covid-19.
Di balik berbagai efek yang dirasakan, mereka menegaskan tidak menyesal telah menerima vaksin. Toh, semua efek samping itu akan hilang dalam 2 – 3 hari.
Vaksin VS Warga Kulit Hitam
Pihak yang banyak menolak vaksin adalah para warga kulit hitam. Ketidakpercayaan mereka terhadap vaksin karena pengalaman banyak dari mereka yang mengalami kesalahan perawatan dalam pelayanan medis.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Sylvia Owusu-Ansah dari Pittsburgh mengunggah respons tubuhnya sebagai efek samping dari vaksin. Ia mengatakan bahwa ia merasa sakit otot ringan dan nyeri pada tangan kirinya, juga sakit kepala ringan dan hidung mampat di hari pertama. Pada hari ketiga hingga kelima setelah menerima vaksin, Sylvia mengunggah tulisan "I AM STILL HERE!".
Sebelumnya, pemberian vaksin terhadap dokter keturunan Afrika-Amerika ini disiarkan langsung di televisi. "Saya ingin membagikan pengalaman saya kepada komunitas saya dan menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja."
Efek Samping Yang Tidak Berbeda dari Uji Klinis
Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa vaksin aman dan efektif. Para ahli kesehatan masyarakat juga menyatakan bahwa vaksinasi massal adalah satu-satunya harapan untuk mengontrol virus yang diklaim telah menewaskan hampir 3000 warga Amerika per hari.
Untuk mendukung dan mengawasi pemberian vaksin dosis kedua, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membuat aplikasi V-Safe untuk menampung berbagai informasi efek samping yang dirasakan para penerima vaksin.
Perlu diketahui, vaksin Pfizer-BioNTech dan Modern yang dibuat memanfaatkan teknologi genetik sebelumnya hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat. Karena itulah penelitian tentang keamanan vaksin masih berlangsung, termasuk dalam kasus tenaga kesehatan di Alaska dan Boston yang mengalami alergi setelah divaksin.
Namun bagi para ahli penyakit infeksi, membanjirnya cerita tentang ketidaknyamanan yang terasa setelah pemberian vaksin adalah berita baik. Berbagai efek samping tersebut akan menghilang dalam beberapa hari dan menjadi tanda bahwa vaksin sedang bekerja. Dengan demikian, efektivitas vaksin dapat lebih terukur.
KOMENTAR ANDA