PROFESSIONAL Women’s Week 2021 yang diselenggarakan oleh NINA NUGROHO menghadirkan serangkaian talkshow & webinar virtual pada Senin - Kamis, 20 - 23 September 2021 pukul 14.00 – 17.00 WIB.
Sesi kedua hari pertama rangkaian talkshow PWW 2021 bertajuk “Sukses Berkarier di Tengah Tantangan Pandemi Covid-19” menghadirkan tiga perempuan hebat di bidang masing-masing sebagai narasumber. Mereka adalah Prita Kemal Gani (Founder & CEO London School of Public Relations), Intan Ayu Kartika (Brand Director Danone-Aqua), dan Hany Seviatry (Owner Batik Krakatoa).
Seperti apa kisah ketiga narasumber menjalani tantangan multiperan mereka terutama di masa pandemi?
Prita Kemal Gani: Memanfaatkan Berkah Pandemi
“Saya tidak pernah merasa terbebani dengan multiperan yang saya jalankan. Saya melihat sosok ibu saya sebagai orangtua tunggal, beliau sangat hebat mengurus anak dan mengurus bisnis keluarga. Yang terpenting bagaimana berkonsentrasi dan berupaya memberi yang terbaik sebagai buah multiperan kita,” ujar istri wartawan senior Kemal Effendi Gani.
Prita menjelaskan bahwa bagaimana pun, pandemi membawa berkah dalam kehidupannya. Ia bercerita tentang putranya, Fauzan yang kuliah di Inggris mau tidak mau harus kembali ke Tanah Air menjalani study from home selama 1,5 tahun. Pun anak bungsunya, Raysha, yang biasa sibuk dengan berbagai kegiatan di luar rumah, juga berkegiatan dari rumah.
Dan yang menjadi pengalaman sangat berharga adalah ketika sang suami, yang selama ini fokus pada kariernya sebagai wartawan, juga menjalani aktivitas dari rumah. “Jadi istri wartawan harus siap suami pulang malam, Sabtu dan Minggu bekerja. Ini justru menjadi the most enjoyable time for me. Inilah blessing dari pandemi,” ujar ibu tiga anak ini.
Namun demikian, Prita juga melihat dan mendengar banyak rumah tangga berantakan akibat pandemi. Penyebabnya karena orangtua tidak biasa di rumah, dan ketika harus di rumah dengan berbagai kesibukan di dalamnya, mereka menjadi stres. Karena itu penting bagi perempuan untuk membenahi dulu urusan keluarga dan rumah tangga sebelum bisa mengukuhkan eksistensi di ranah profesional.
Menurut Prita, kunci untuk bisa tetap nyaman dan bahagia selama #dirumahaja adalah memiliki ‘space’ untuk diri sendiri. Space of privacy, bukan berarti harus memiliki ruangan sendiri, tapi lebih kepada waktu yang didedikasikan untuk diri sendiri.
Pernah terkonfirmasi Covid-19 bersama 16 karyawan di LSPR, membuat Prita belajar tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan di rumah, termasuk memakai masker. Karena beberapa orang yang bekerja di rumahnya masih harus keluar rumah setiap hari dan bertemu orang lain. Meski demikian, Prita bersyukur anggota keluarga lain tidak terkena Covid-19.
Sebagai pemilik lembaga pendidikan, Prita mengakui bahwa para dosen di LSPR sudah sangat rindu mengajar. Bagi Prita, “to teach is to ‘touch’ ” karena ia harus melihat langsung ekspresi mahasiswa, bagaimana bekerja sama, berdiskusi. Segala yang berkaitan dengan kreativitas. Prita berharap PTM yang sebentar lagi akan digelar bisa memuaskan kerinduan para pendidik untuk berinteraksi langsung dengan mahasiswa, tentu saja dengan menjalankan syarat dan prokes ketat.
Hany Seviatry: Saling Menguatkan & Mengedukasi Sesama
Menjadi perempuan dengan multiperan juga tidak dirasa istri Wali Kota Cilegon Helldy Agustin, Hany Seviatry. Mencontoh kegigihan ibunya, Hany bersyukur bisa menempa aktualisasi diri di masyarakat melalui batik Krakatoa.
Banyak menghabiskan waktu bertemu para perajin juga membimbing para pembatik di sanggar Krakatoa, Hany mengaku ia tak hanya mengedukasi tentang batik tapi juga tentang pandemi Covid-19. “Jika saya suruh memakai masker di saat tidak membatik, mereka bilang corona hanya ada di Jakarta. Mereka lihat di berita banyak orang meninggal di Jakarta,” ujar Hany.
Meski demikian Hany mengatakan bahwa para pembatik hingga saat ini dalam kondisi sehat dan negatif. “Saya justru bersama keluarga sempat terpapar Covid-19. Alhamdulillah tanpa gejala, dan kami saling menguatkan satu sama lain.”
Dengan kesibukan suami sebagai wali kota, dua anak yang sudah bekerja, dan si bungsu yang berstatus mahasiswa, Hany bersyukur ia memiliki banyak waktu untuk memaksimalkan keberdayaannya sebagai perempuan dengan multiperan.
Didirikan tahun 2014, Krakatoa lahir dari keinginan untuk menunjukkan budaya batik Cilegon yang tidak kalah dari batik daerah Jawa. Motif-motif batik dibuat sesuai kearifan lokal Banten. Tentu saja untuk memperkenalkan khazanah budaya Banten ke seluruh penjuru Tanah Air.
Usaha batik ini kemudian memberdayakan masyarakat sekitar sebagai perajinnya, terutama kaum perempuan. Dengan demikian, keberdayaan Hany menghasilkan hal positif yang mengangkat potensi dan tingkat kesejahteraan kaum perempuan di Cilegon.
Intan Ayu Kartika: Jangan Abai Kesehatan Mental
Kesibukan berkarier di dunia profesional di tengah pandemi membuat brand director Aqua Intan Ayu Kartika melihat pentingnya menjaga kesehatan mental. Sebagai seorang ibu tiga anak yang terbilang masih kecil-kecil, ia berusaha agar kesibukan kantor yang kini pindah ke rumah bisa berjalan beriringan dengan kegiatan anggota keluarga lainnya.
Salah satu cara untuk menjaga agar tetap happy selama pandemi termasuk dalam menjalani WFH adalah dengan memanfaatkan betul teknologi untuk menceriakan suasana. “Saya rutin mengadakan zoom keluarga dan zoom bersama tim di kantor. Supaya bisa sama-sama bergembira meski secara virtual. Yang terpenting kita harus bisa memaklumi apa yang terjadi saat ini,” ujar Intan.
WFH menurut Intan memiliki keuntungan dari segi efisiensi waktu. Tidak menghabiskan satu hingga dua jam untuk commuting, dan teknologi digital memungkinkan setiap orang bisa bekerja di mana pun. Namun demikian, work from office bagi Intan memang memudahan kolaborasi dan menumbuhkan kebersamaan dengan tim.
Untuk meminimalkan work-family conflict, menurut Intan kita harus bisa bahagia di rumah lebih dulu. Barulah kita bisa membawa kebahagiaan itu keluar rumah. Salah satu dengan memiliki support system yang mendukung.
KOMENTAR ANDA