“SETAHUN saja tidak satu kali pun berhasil khatam Al-Qur’an,” keluh seorang perempuan jelita, tapi dengan ekspresi wajah yang berkelindan sesal.
Kesibukan dunia yang telah memenjarakan dirinya, hingga kian terasing dari kitab suci. Dia pernah mempelajari keutamaan membaca Al-Qur’an, yang setiap hurufnya berbalas pahala. Apalagi kini di bulan suci tentulah pahalanya menjadi luar biasa berlipat-lipat.
Selama ini, sesekali perempuan itu menyempatkan diri membaca Al-Qur’an dan yang dirasakannya kesejukan merayap di dadanya. Kepalanya yang pening disesaki kecamuk urusan dunia tiba-tiba menjadi bagaikan telaga nan lega. Selain limpahan pahala, dia mengharapkan mukjizat Al-Qur’an itu menyejukkan batinnya.
Kemudian Ramadhan pun tiba, bulan Al-Qur’an telah menyapa. Perempuan itu ingin khatam Al-Qur’an, menamatkan bacaan kitab suci dari awal hingga akhir. Betapa banyak pahala yang akan diraihnya, betapa luar biasa keberkahan yang akan menyejukkan hatinya.
“Tetapi, bagaimana caranya sukses khatam Al-Qur’an hanya dalam sebulan?” Perempuan itu berujar dengan ekspresi ngeri membayangkan urusan yang makin dikerjakan malah kian menumpuk.
Kalau ditarik jauh ke belakang, kemampuan para sahabat Nabi Muhammad dalam khatam Al-Qur’an dijamin bikin kita takjub.
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin 2 (2011: 240-241) menerangkan, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas'ud dan Ubay bin Ka'ab bisa mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu satu minggu, yang diawali pada hari Jum’at. Bagi para pembaca Al-Qur'an ada beberapa kondisi dalam hubungannya dengan jumlah (kuantitas) Al-Qur'an yang dibaca. Semua ini bergantung pada kebiasaan, kecepatan, dan kesanggupannya.
Sebagian mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sehari semalam, dan sebagian lainnya justru lebih mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam dua atau tiga kali sehari semalam. Atau, ada pula yang hanya memiliki kemampuan mengkhatamkan Al-Qur'an hanya satu kali dalam waktu satu bulan.
Kemampuan para sahabat Nabi Muhammad memang luar biasa, sangat sulit bagi kita menyamai apalagi menyaingi. Terlebih mereka memang memilihi ghirah (semangat) cinta Al-Qur’an yang juga luar biasa, selain itu para sahabat Nabi memang hapal Al-Qur’an yang memudahkan mereka dalam khatam.
Dan, bukan perempuan itu seorang yang mendambakan khatam Al-Qur’an, karena setiap muslim yang mencintai Al-Qur’an tentu ingin menikmati syahdunya khatam Al-Qur’an.
Lha, apa mungkin diraih hanya dalam sebulan Ramadhan saja?
Tentunya sangat mungkin, selama niat baik itu dipancangkan dengan teguh.
Begini caranya!
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, itu artinya untuk khatam Al-Qur’an pada bulan Ramadhan, dalam sehari minimal 1 juz kitab suci dibaca. Dengan begitu, barulah target khatam Al-Qur’an itu tercapai selama Ramadhan.
Dari itu, seorang pria yang suka tersenyum manis tidak pernah beranjak dari sajadah shalat Subuh, sebelum dirinya tuntas membaca 1 juz Al-Qur’an. Dengan demikian, dirinya khatam satu bulan Ramadhan. Bahkan, kebiasaan baik ini diamalkannya rutin di luar bulan suci ini.
Cara ini boleh ditiru bagi siapa saja yang mau. Dari pada tidur habis Subuh, lebih baik meraup pahala membaca Al-Qur’an. Subhanallah!
Hanya saja, 1 juz itu kira-kira 20 halaman, lho! Membaca Al-Qur’an 20 halaman itu butuh kekuatan batin juga, terlebih bagi para pemula. Tantangannya makin deras kalau kita juga diburu pula oleh jam kerja di pagi hari.
Ada juga sih yang mengalihkan waktu membaca Al-Quran di malam hari, dia menuntaskan satu juz sebelum tidur. Dan banyak juga yang sukses khatam Al-Quran dengan memilih waktu-waktu lain yang kosong.
Hanya saja, manusia modern yang kian sibuk ini makin kesulitan mencari waktu kosong, terlebih membaca 20 halaman Al-Qur’an juga butuh waktu yang tidak sedikit.
Apakah mustahil khatam Al-Qur’an?
Tidak dong! Karena ada cara yang lebih meringankan.
Seorang pria sederhana punya cara yang sederhana pula dalam meraih cita-cita khatam Al-Qur’an. Dia yang tidak jago matematika membuat hitung-hitungan yang tidak rumit. Apabila satu juz itu 20 halaman, maka dirinya cukup membaca Al-Qur’an 2 halaman sebelum shalat fardu dan 2 halaman sesudahnya.
Dengan demikian, setiap kali shalat, dia telah menuntaskan bacaan Al-Qur’an 4 halaman. Dan totalnya menjadi 20 halaman karena shalat fardu itu lima kali sehari.
Dengan cara sederhana ini dia mampu khatam Al-Qur’an satu bulan Ramadhan dengan senyum kebahagiaan di hari Idul Fitri. Karena di hari kemenangan itu yang diperolehnya bukan hanya lapar dahaga berpuasa, tetapi juga suatu pahala besar dari khatam Al-Qur’an.
KOMENTAR ANDA