Setiap umat Islam mengusung semangat berkobar-kobar demi menyambut seruan berhijrah. Akan tetapi, di antara mereka ada yang niat hijrahnya tidak kesampaian, karena dirinya lebih dulu meninggal dunia.
Imam As-Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzul (2014: 169-170) menerangkan:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid bahwa Ibnu Abbas berkata, Dhamrah bin Jundab keluar dari rumahnya untuk hijrah. Ia pun berkata kepada anak-anaknya, “Bawalah aku keluar dari negeri orang-orang musyrik ini menuju Rasulullah.” Ketika di perjalanan ia meninggal dunia sebelum sampai kepada Nabi Saw. Lalu turunlah firman Allah ini.
Surat an-Nisa ayat 100, yang artinya, “Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Allahu akbar! Dhamrah bin Jundab sungguh dimuliakan Allah sebab dirinya tetap mendapatkan limpahan pahala berhijrah, kendati tidak sampai ke Madinah.
Setelah satu per satu kaum muslimin berhasil meloloskan diri berhijrah, maka situasi Mekah malah makin mencekam. Para pemuka Quraisy merancang kesumat demi menutup kiprah dakwah Nabi dengan cara mengakhiri kehidupan beliau.
KOMENTAR ANDA