POPULARITAS teh Kombucha memang tidak perlu diragukan lagi. Teh yang diperkirakan berasal dari Timur Tengah atau Asia ini akhirnya juga menyebar di berbagai pelosok bumi, hingga digemari di persada Indonesia.
A. Nurfitriani, dkk. dalam buku Teknologi Fermentasi (2023: 72) mengungkapkan:
Teh Kombucha merupakan minuman fermentasi yang berbahan baku teh dan gula yang difermentasikan oleh kultur simbiotik yaitu bakteri dan khamir. Teh Kombucha berasal dari Timur Tengah dan Asia. Namun, teh ini mulai populer di dunia Barat pada akhir abad ke-20.
Pada awalnya, teh Kombucha dianggap sebagai minuman alternatif untuk orang-orang yang ingin menghindari minuman beralkohol. Namun, kini teh Kombucha menjadi minuman yang diminati banyak orang karena diyakini memiliki berbagai manfaat kesehatan.
Penggemarnya sudah paham sekali cita rasa khas dari teh Kombucha, di mana ada sensasi yang membuatnya punya daya pikat. Tradisi minum teh memang sudah mengakar di berbagai peradaban, tetapi teh Kombucha punya pesona cita rasa tersendiri, sebab melalui proses fermentasi yang unik.
Ahmad Sarwat dalam bukunya Halal atau Haram? Kejelasan Menuju Keberkahan (2014: 60-1) menjelaskan:
Saat ini, teh Kombucha banyak dijual di berbagai negara dengan nama beragam antara lain tea fungus, fungus japonicas, fungojapon, Indo-Japanese tea fungus, cembuya orientalis, combuchu, tschambucco, volga spring, mo-gu, champignon de longue vie, tea kvas, teakwass, kwassan, kargasok tea, kocha kinoko, atau Manchurian mushroom tea.
Kombucha diperoleh dengan memeram air teh manis yang ditambahi biang jamur. Jamur teh penghasil cairan Kombucha merupakan campuran beberapa mikroba berupa bakteri dan ragi yang tidak berbahaya, antara lain Saccharomyces cerevisiae, Candida validda, Candida lambia, dan Pichia fermentans.
Jamur yang terbentuk terdiri atas gelatinoid serta membran jamur yang liat, berbentuk piringan bulat. Dengan nutrisi teh manis yang rutin diberikan, jamur akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis.
Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis di bawahnya yang akan menebal. Jika dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat sehingga akan awet.
Demikianlah proses fermentasi yang khas menjadikan Kombucha menonjol sebagai jenis minuman teh dengan cita rasa penuh selera. Kombucha bukan lagi perkara melepas dahaga, tetapi ada nilai estetika dalam rasanya.
Dan para penggemarnya bolehlah berbangga hati, karena teh Kombucha juga mengandung sejumlah nilai manfaat bagi kesehatan. Dengan memahami deretan manfaatnya, maka bisa jadi jumlah penggemar Kombucha akan kian bertambah.
Yoyok Budi Pramono, dkk. dalam buku You Are What You Eat (2022: 78) menerangkan:
Teh Kombucha sudah terbukti memiliki manfaat detoksifikasi yang dapat mendorong racun-racun dalam tubuh ke luar. Selain itu, teh Kombucha ini juga dapat menurunkan gula darah sebanyak 75,25 ml pada perempuan pra diabetes dan menurunkan kolesterol dengan menurunkan LDL hingga 24 mg/dl.
Teh Kombucha ini juga memiliki khasiat anti kanker, memperbaiki kerusakan pada hati, dan meningkatkan anti-inflammatory. Teh Kombucha mengandung banyak vitamin yang bermanfaat bagi tubuh, berupa B12 (sianokobalamin), B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin) dan vitamin C.
Niasin berperan dalam metabolisme lemak guna menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL dan triglyserida) dan meningkatkan HDL. Tiamin memiliki peranan dalam metabolisme karbohidrat untuk membentuk energi serta memindahkan energi untuk membentuk ATP.
Hanya saja konsumen muslim mengkhawatirkan teh ini disebabkan mengandung kadar alkohol sesudah melalui proses fermentasi. Namun, perlu diketahui banyak juga produk makanan atau minuman melalui proses fermentasi dan mengandung kadar alkohol, tetapi masih saja halal untuk dikonsumsi. Mengapa bisa demikian?
Ahmad Sarwat (2014: 61) menguraikan:
Namun, apakah teh ini halal untuk diminum karena hasil fermentasi biasanya mengandung alkohol? Jawabannya benar bahwa proses berubahnya perasan buah anggur menjadi khamar adalah melalui proses fermentasi. Namun, tidak semua proses fermentasi membuat makanan atau minuman berubah menjadi khamar.
Bukankah begitu banyak makanan di sekeliling kita yang mengalami proses fermentasi? Toh kita tetap memakannya tanpa dicap memakan makanan haram lantaran telah menjadi khamar. Misalnya tape atau peuyeum adalah makanan yang halal meski mengalami proses fermentasi. Demikian juga yogurt. Minuman yang satu ini juga halal walau mengalami fermentasi dari susu.
Dengan demikian, makanan atau minuman yang mengalami proses fermentasi tidak serta merta berubah menjadi haram. Untuk memvonis keharamannya, makanan itu harus telah benar-benar menjadi khamar dalam arti bisa memengaruhi kesadaran dan otak yang mengonsumsinya.
Laman resmi halalmui.org juga mendukung pendapat di atas, bahkan secara lebih detail diterangkan kadar alkohol dari teh Kombucha relatif aman.
Banyak orang menganggap proses fermentasi menjadi salah satu titik kritis kehalalan produk ini karena dianggap dapat menghasilkan produk samping berupa alkohol. Padahal, tidak semua fermentasi dapat menghasilkan produk samping berupa alkohol. Rata-rata kandungan alkohol yang dihasilkan oleh Kombucha kurang dari 0,5%.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol menyebutkan bahwa produk minuman hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol kurang dari 0,5% hukumnya halal, selama dalam prosesnya tidak menggunakan bahan haram dan apabila secara medis tidak membahayakan.
KOMENTAR ANDA