Begitu banyak orang bermimpi bisa ke Mar-a-Lago. Alangkah bangganya kalau sekedar bisa berfoto di sana.
Di Tiongkok ada yang menawarkan tur ke Mar-a-Lago. Tentu tidak bisa masuk. Melihat dari jauh saja. Lumayan. Daripada hanya melihat fotonya.
Ada juga yang bikin penipuan. Menjanjikan bisa membawa orang ke dalam Mar-a-Lago. Asal membayar nilai tertentu.
Tiga bulan lalu itu terjadi beneran. Seorang wanita dari Tiongkok tiba-tiba saja sudah berada di dalam Mar-a-Lago. Berfoto-foto di situ. Paspampres yang di depan kecolongan. Tapi yang di dalam menaruh kecurigaan. Wanita itu ditangkap. Membaca banyak HP.
Awalnya dicurigai sebagai mata-mata. Tapi wanita itu berlagak blo'on. Mengaku sudah bayar mahal untuk kedatangannya itu.
Kamar hotelnya digeledah. Tidak jauh dari Mar-a-Lago. Ditemukan uang USD 8.000. Dan beberapa peralatan elektronik.
Wanita itu kini sedang diadili. Tidak mau pakai pengacara. Juga tidak mau diberi pengacara gratis. Bahasa Inggrisnya bagus tapi sering mengaku tidak paham atas pertanyaan jaksa.
Guo menggunakan satu koper kebenciannya lagi untuk Caixin. Di New York, Guo mendirikan perusahaan media. Namanya: Guo Media.
Mediumnya lengkap: ada di Twitter, YouTube, website, video dan segala macam online. Hanya media cetak yang tidak dibuat.
Di Guo Media banyak dimuat foto-foto Guo dengan Steve Bannon. Menunjukkan betapa erat hubungan dua orang itu.
Semua disediakan dalam dua bahasa; Inggris dan Mandarin. Tapi isinya tidak menarik. Hanya tumpahan kebencian. Kepada musuh-musuh pribadinya. Tidak sebanding dengan Caixin. Yang membawa misi kepentingan umum.
Saya mencoba mengikuti akun Twitter Guo Media. Followernya hanya 5.600. Bandingkan dengan twitter saya: 2,2 juta. Angka itu saya sebut sebagai kenangan bahwa ada kuburan Twitter dengan followers segitu.
Guo menyebut dirinya sebagai 'peniup peluit'. Whistleblower. Koruptor tapi mau dengan gigih membongkar korupsi yang lebih besar dan lebih tinggi.
Guo juga mengaku ber-KTP Uni Emirat Arab. Yang sampai sekarang tidak ada bantahan dari Emirat. Emirat memang lagi menggalakkan pendatang khusus: orang yang kaya raya. Diberi visa 30 tahun. Setidaknya 20 tahun.
Itu berbalikan arah dengan Inggris. Yang dulu juga mirip-mirip itu. Hasilnya: begitu banyak orang kaya Rusia di London. Sampai-sampai media Inggris menyebut bahwa nama London sudah berganti Londoningrad.
Sejak tahun lalu fasilitas di Inggris itu tidak diberikan lagi. Sampai-sampai bos Rusia ingin menjual Chelsea. Klub sepakbola London yang ia beli dulu. Karena ia kini tidak mudah lagi tinggal di London.
Di Amerika, Guo terus menggunakan kekayaannya. Termasuk untuk mengumpulkan dokumen rahasia. Yang bisa dicuri dari kantor-kantor pemerintah Tiongkok. Ia umumkan terang-terangan. Akan membayar setiap dokumen rahasia yang diserahkan kepadanya.
Ditemukanlah dua anak muda. Yang ia nilai mampu melakukan itu. Dan sudah terbukti mampu mencuri beberapa dokumen rahasia kepolisian.
Akhirnya Guo menggaji dua anak muda itu. Rp 55 juta sebulan. Ditambah biaya operasional pencurian dokumen.
Ketika dokumen-dokumen itu tersiar di Guo Media, Pemerintah Tiongkok bereaksi cepat. Ditemukanlah dua anak muda itu. Ditangkap. Kini sedang diadili di kota Chongqing. Banyak mahasiswa ITCC tahu kota itu. Karena kuliah di situ.
Tentu koper kebencian terbesar ia sediakan untuk Wang Qishan, Wakil Presiden Tiongkok saat ini. Yang kian ia benci: sudah tua kok justru dinaikkan jabatannya. Dari ketua KPK menjadi wakil presiden. Yakni dalam kongres partai komunis tahun lalu.
Segala macam keburukan Wang Qishan ia ungkapkan. Betul atau salah ia tidak peduli. Hantam kromo.
Salah satunya tentang hubungan gelap. Dengan seorang perempuan. Yang sampai melahirkan anak perempuan. Anak gelap itu kini menjadi istri pelukis terkemuka Australia. Dan memberinya dua anak.
Nama perempuan itu Yuge Bromley. Isteri David Bromley. Pelukis dan pematung amat terkemuka. Apalagi kalau sudah melukis perempuan telanjang. Luar biasa. Pelukis itu sudah beberapa kali kawin. Sebelum dengan Yuge.
KOMENTAR ANDA