Yuge sendiri memang perempuan Tionghoa. Tapi membantah keras serangan Guo itu. Kini Yuge lagi mendalami bersama pengacara. Untuk memperkarakan Guo.
Yuge sudah hidup mapan bersama David. Reputasi keluarga ini kian baik setelah membeli hotel bekas penjara di London: Old Castlemaine Gaol. Yang dibangun tahun 1861.
Tapi Guo masih juga membuat tuduhan lain. Wang Qishan ada main dengan Fan Bingbing. Bintang film Hollywood yang sangat cantik itu. (Lihat DI's Way:Fan Bingbing). Yang setahun penuh hilang dari peredaran. Sejak skandal pajaknya dibongkar. Fan Bingbing dilaporkan suka bikin kontrak dua macam: yang pro forma untuk dilaporkan ke kantor pajak.
Tentu Pemerintah Tiongkok terus mengejar Guo. Secara resmi sudah pula kirim red notice ke interpol. Tapi Pemerintah Amerika tidak mau menyerahkannya.
Pernah suatu kali Tiongkok kirim orang. Secara khusus. Mirip ketika kirim petugas ke Hongkong. Untuk diam-diam menangkap konglomerat hitam yang bersembunyi di Hongkong. Dan berhasil. Dibawa diam-diam ke Tiongkok. Diadili. Dihukum mati.
Petugas yang dikirim ke New York itu sempat berhasil bertemu Guo. Tapi tidak berhasil membawanya pulang.
Menurut sumber Politico, di internal pemerintah Amerika terbelah. Ada kubu yang ingin Guo diserahkan ke Tiongkok. Ada yang menentangnya. Kementerian Kehakiman bertolak belakang dengan Kementerian Luar Negeri. Alasan untuk tidak menyerahkan: kalau Guo diserahkan ke Tiongkok pasti akan dihukum mati.
Menurut Politico, Jaksa Agung Jeff Sessions termasuk yang pro penyerahan. Tapi Jeff ditekan.
Belakangan Jeff ternyata mengundurkan diri juga. Tidak tahan dengan suasana kerja di bawah Trump. Minggu-minggu ini Jeff jadi topik hangat lagi. Laporan lengkapnya tentang penyelidikan atas Trump tidak diserahkan ke DPR. Yang diserahkan hanya ringkasannya. Jaksa Agung yang sekarang berkeras tidak menyerahkannya. Biar pun DPR terus mendesaknya. Sampai-sampai Jaksa Agung dijatuhi vonis telah melakukan contempt of parliament.
Jaksa Agung bergeming. Katanya: ini demi menjaga presiden.
Minggu ini permintaan laporan itu terus menjadi topik. Kali ini DPR mengajukan tuntutan lewat pengadilan. Minta agar pengadilan memerintahkan Jaksa Agung untuk menyerahkannya. Semua lagi menunggu putusan pengadilan. Bocoran yang ada: salah satu bagian laporan itu sangat merugikan posisi Trump.
Awalnya Guo juga dapat dukungan dari sesama pelarian Tiongkok.
Aktivis anti Tiongkok itu mendirikan LSM.
Belakangan anggota LSM itu retak. Semua masih kompak menyerang Tiongkok. Tapi sudah tidak kompak manakala menyangkut peranan Guo.
Guo sendiri mulai bikin musuh. Di Pengadilan New York, Guo menggugat partnernya. Gugatan itu kini lagi disidangkan.
Yang digugat adalah perusahaan detektif swasta. Nama perusahaan itu: Strategic Vision. Pemiliknya: French Wallop. Janda cerai seorang anggota senat tiga periode: Malcom Wallop. Setiap periode, Malcom ganti istri. Ditambah istri sebelum menjadi senator: menjadi empat.
Malcom dari Dapil Wyoming. Yang saya jelajahi tahun lalu. Ia sebenarnya lahir di New York tapi sangat mencintai pedalaman Amerika. Ia meninggal di pedalaman itu. Di umurnya yang 78 tahun. Makamnya di Big Horn, Wyoming. Kota legendaris suku Indian. Yang penduduknya kini hanya 400 orang.
Guo menyewa perusahaan detektif swasta itu dengan satu tujuan: menyelidiki 10 orang musuhnya. Daftar 10 orang itu dirahasiakan dalam kontrak sepanjang lima halaman. Di situ hanya disebut 'fish'. Ikan besar. Tapi rasanya tidak jauh-jauh amat dengan yang sudah ada di koper-koper kebencian Guo.
Tugas dari Guo adalah mencari data mengenai ikan-ikan besar itu: rekening banknya, wanita gelapnya, video-video pornonya, anak-anak haramnya, dan segala macam sisi buruk si ikan.
Data-data itu sudah harus didapat dalam satu tahun. Nilai kontraknya Rp 140 miliar. Uang mukanya Rp 14 miliar.
Setahun berlalu. Guo marah. Strategic Vision dianggap tidak bisa menyerahkan hasil yang ia inginkan. Bahkan, katanya, tidak bisa masuk ke rekening bank mereka. Padahal menurut Guo, Strategic Vision mengaku punya kemampuan untuk itu. Mengaku sering dipakai para pangeran negara Arab.
Strategic Vision menggugat balik Guo. Di pengadilan distric Selatan New York. Guo dinilai tidak benar. Ketika menyerahkan data-data tentang 'ikan' yang disasar. Data komputer yang diserahkannya mengandung software yang mengacau.
Guo juga dinilai berubah terus. Awalnya Guo minta detektif itu mempercayai Kuan Chao Han. Sesama aktivis anti Tiongkok. Belakangan, katanya, Guo bilang jangan percaya orang itu.
Guo memberi nama lain. Yang lebih bisa dipercaya. Tapi lagi-lagi belakangan bilang: jangan percayai orang itu.
KOMENTAR ANDA