SAYA selalu ingat petuah ini --agar hubungan suami istri selalu harmonis.
”Jangan semua keputusan diambil oleh suami. Istri juga harus diberi wewenang untuk membuat keputusannya sendiri.”
”Bukankah sebaiknya semua keputusan diambil bersama-sama?”
”Bukan. Yang seperti itu tidak akan memuaskan istri. Itu hanya seolah-olah keputusan bersama. Itu hanya demonstrasi kecerdikan suami seolah-olah sudah melibatkan istri. Padahal suami juga yang mendominasi. Berikanlah wewenang pada istri untuk memutuskan beberapa hal yang kecil-kecil.”
”Yang kecil-kecil itu misalnya seperti apa?”
”Banyak. Misalnya keputusan membeli rumah, termasuk memilih lokasi. Juga keputusan membeli mobil, termasuk memilih merk. Biarlah istri yang memutuskan. Juga keputusan di mana harus menyimpan uang.”
”Lha yang keputusan besar seperti apa?”
”Banyak. Misalnya mengurus tegaknya demokrasi, tegaknya hukum dan bagaimana agar Covid-19 teratasi....”
Itulah cara hidup baru setelah lockdown --apa pun istilahnya dalam bahasa lokal.
”Lho, apakah lockdown itu perlu?”
”Pertanyaan basi. Kenapa tidak ditanyakan 1 bulan lalu? Perlu.”
”Mengapa perlu?”
”Karena tidak semua orang disiplin.”
”Kalau semua orang bisa disiplin tidak perlu lockdown?”
”Tidak perlu.”
”Boleh ke mana-mana?”
”Boleh.”
”Boleh kerja?”
”Boleh.”
”Boleh jualan?”
”Boleh.”
”Boleh ke cafe?”
”Boleh.”
”Boleh ke pasar?”
KOMENTAR ANDA